Senin, 04 Maret 2013

Pesona Wisata Gunung Bromo

Keberadaan Gunung Bromo dengan lautan pasirnya yang fenomenal sudah cukup lama dikenal sebagai salah satu tujuan wisata terkemuka di Indonesia. Gunung Bromo merupakan salah satu gunung pada Pegunungan Tengger.
Dengan ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut, panorama elok terpancar saat memandang pesona alam yang tidak akan pernah ada habisnya. Gunung Bromo berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti Brahma atau seorang dewa yang utama dan terletak dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang.


Photo credits - Rhamadian Qadafi/Portaltiga


Daya tarik Gunung Bromo yang istimewa adalah kawah di tengah dengan lautan pasirnya yang membentang luas di sekeliling kawah Bromo, mengepulkan asap putih. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo. Ketinggian yang relatif “rendah” untuk ukuran gunung membuat perjalanan menuju Gunung Bromo relatif mudah.


Photo credits - Rhamadian Qadafi/Portaltiga

Dari puncak gunung berapi yang masih aktif ini, Anda bisa menikmati hamparan lautan pasir luas, dan menyaksikan kemegahan gunung Semeru yang menjulang menggapai langit. Anda juga bisa menatap indahnya matahari beranjak keluar dari peraduannya atau sebaliknya menikmati temaram senja dari punggung bukit Bromo.

Untuk melihatnya, Anda harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini. Medan yang harus dilalui untuk menuju Gunung Pananjakan cukup berat. Untuk menuju kaki Gunung Pananjakan, Anda harus melalui daerah yang menyerupai gurun yang dapat membuat Anda tersesat. Saat harus menaiki Gunung Pananjakan, jalan yang sempit dan banyak tikungan tajam, tentu membutuhkan ketrampilan menyetir yang tinggi.

Untuk itu, banyak pengunjung yang memilih menyewa mobil hardtop (sejenis mobil jeep) yang dikemudikan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah dengan para pengunjung. Sampai di atas, ada banyak toko yang menyediakan kopi atau teh hangat dan api unggun untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu tebitnya matahari. Ada pula toko yang menyewakan pakaian hangat.


Photo credits - Rhamadian Qadafi/Portaltiga

Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan peristiwa yang menarik. Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5 pagi menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan momen ini. Anda pun tidak selalu bisa melihat peristiwa ini, karena bila langit berawan, kemunculan matahari ini tidak terlihat secara jelas.

Namun, saat langit cerah, Anda dapat melihat bulatan matahari yang pertama-tama hanya sekecil pentul korek api, perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang ada di kawasan ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Sejarah terbentuknya Gunung Bromo dan gunung-gunung yang ada di sekitarnya berawal dari keberadaan Gunung Tengger (4.000 mdpl) yang merupakan gunung terbesar dan tertinggi saat itu.

Kemudian terjadi letusan dahsyat yang menciptakan kaldera dengan ukuran diameter lebih dari 8 kilometer. Material vulkanik letusan gunung sekarang berubah menjadi lautan pasir, konon material tersebut pernah tertutup oleh air. Aktivitas vulkanik dengan munculnya lorong magma mengakibatkan terbentuknya gunung-gunung baru seperti Gunung Bromo, Gunung Widodaren, Gunung Batok, Gunung Watangan, Gunung Kursi dan Gunung Semeru.


Photo credits - Rhamadian Qadafi/Portaltiga

Bromo memang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan panorama gunung lainnya. Di sekitar Bromo hingga puncak tidak ditemui tanaman hijau selain semak belukar. Gunung Bromo yang masih terdapat dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru juga merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa lautan pasir seluas 5.250 hektare.

Untuk mencapai kaki Gunung Bromo, Anda tidak dapat menggunakan kendaraan. Sebaliknya, Anda harus menyewa kuda dengan harga Rp 70 ribu atau bila Anda merasa kuat, Anda dapat memilih berjalan kaki. Tapi, patut diperhatikan bahwa berjalan kaki bukanlah hal yang mudah, karena sinar matahari yang terik, jarak yang jauh, debu yang beterbangan dapat membuat perjalanan semakin berat.

Dari kaki gunung fenomenal itu, Anda harus menaiki anak tangga yang jumlahnya mencapai 250 anak tangga untuk dapat melihat kawah Gunung Bromo. Sesampainya di puncak Bromo , Anda dapat melihat kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap.

Anda juga dapat melayangkan pandangan ke bawah, dan terlihatlah lautan pasir dengan pura di tengah-tengahnya. Setelah berlama-lama di puncak, apabila pelancong sudah merasa kelaparan, di bagian bawah Bromo terdapat warung-warung yang menjajakan gudeg, mie instan, air mineral dan jajanan murah. .

Selain menyaksikan keindahan panorama yang ditawarkan oleh Bromo-Semeru, apabila Anda datang di waktu yang tepat, maka Anda dapat menyaksikan Upacara Kesodo, yang diadakan oleh masyarakat Tengger. Upacara ini biasanya dimulai pada saat tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo [ke-sepuluh] menurut penanggalan Jawa.


Photo credits - Rhamadian Qadafi/Portaltiga

Upacara Kesodo merupakan upacara untuk memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Saat prosesi berlangsung, masyarakat Tengger lainnya beramai-ramai menuruni tebing kawah dan sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.

Ada beberapa tips yang perlu Anda perhatikan saat ke kawasan Gunung Bromo antara lain, Berkunjunglah pada musim kemarau, jangan musim penghujan, sehingga anda akan mendapatkan momen pemandangan yang sempurna. Siapkan pakaian pelindung dingin, seperti kerpus, slayer, syal, sarung tangan, jaket, dan jangan lupa sepatu karena cuaca disini cukup dingin. Bawalah juga kacamata untuk pelindung dari debu pasir selama di Segoro Wedi. Jangan berada di kawah Bromo di atas pukul 9 pagi untuk menghindari risiko keracunan.

Ada empat pintu gerbang utama untuk memasuki kawasan taman nasional Bromo Semeru ini yaitu: Desa Cemorolawang jika melalui jalur Probolinggo, Desa Wonokitri dengan jalur Pasuruan, Desa Ngadas dari jalur Malang dan Desa Burno adalah jalur Lumajang.

Adapun rute yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:
- Pasuruan-Warung Dowo-Tosari-Wonokitri-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 71 km,
- Malang-Tumpang-Gubuk Klakah-Jemplang-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 53 km
- Malang-Purwodadi-Nongkojajar-Tosari-Wonokitri-Penanjakan sekitar 83 km

Selamat menikmati keindahan eksotis Gunung Bromo! 

Pantai Tanjung Setia Lampung Surga Wisata Para Peselancar

Peselancar di Pantai Tanjung Setia Lampung
Selain Taman Nasional Way Kambas dan gajah Lampung, Lampung ternyata memiliki lokasi wisata pantai yang indah. Tanjung Setia merupkan tempat lokasi siwata pantai yang berada di ujung barat Lampung telah terkenal di mancanegara dengan wisata selancarnya.
Wisata di Tanjung Setia ini merupakan satu dari enam obyek wisata andalan di Lampung selain Gunung Anak Krakatau, Way Kambas, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan Danau Ranau.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung Gatot Hadi Utama mengatakan, setiap tahun Lampung rata-rata dikunjungi 35.000 wisatawan asing. Lebih dari separuhnya berkunjung ke Tanjung Setia.
Romeu Rizeiro, salah seorang wisatawan dari Portugal yang berkunjung ke Tanjung Setia, mengatakan, di kalangan para penyelam, pantai ini ibarat tempat rahasia yang menawan. Banyak sekali titik selancar yang menarik dan menantang.
"Ombaknya sangat baik, tingginya bisa 4 5 meter. Bahkan, di sini terdapat ombak panjang (pipeline) yang sama seperti di Hawai," tuturnya.
Dengan ketinggian ombaknya yang memiliki tinggi 5 meter dan panjang gelombang 200 meter, maka tak heran jika tidak kurang dari 100.000 orang wisatawan yang berasal dari Australia, Portugal, Belanda dan Jepang selalu berkunjung ke Pamtai ini setiap tahunnya untuk melakukan Surfing.

Jadi, jika anda mempunyai hobby Surfing maka Pantai Tanjung Setia akan menjadi salah satu pilihan yang tepat. di Pantai ini juga telah tersedia Surfing Camp untuk lebih memudahkan para wisatawan yang ingin melakukan Surfing.

Wisata Bagi Para Pemancing

Pantai Tanjung Setia Lapung juga merupakan surga bagi para mancingmania, pantai ini yang kaya ikan laut mulai tuna hingga blue marlin. Juga, sebagai tempat berkemah, apalagi ada cottage yang representatif bahkan alami lantaran bangunannya menyatu dengan alam. Karena itu, tidak berlebihan pantai yang berada Pekon Bumi Agung, Kecamatan Biha, sekitar 22 km dari Kota Krui dijuluki mutiara terpendam. Karena deburan ombaknya tidak kalah dengan yang ada di Bali dan Nias. Selain itu, kondisi pasir pantai yang halus, putih bak mutiara serta kebersihan pantai masih terjaga.

Akses Menuju Pantai Tanjung Setia Lampung

Pantai Tanjung Setia Lapung Terletak di Desa Tanjung Setia, Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat, pantai mempesona ini terletak 52 km dari ibu kota kabupaten Liwa ke arah Krui, dan 273 km atau 6-7 jam dari ibu kota propinsi Bandar Lampung. Jika Anda ingin mengambil kendaraan umum Anda bisa naik bus Krui Putra dari Terminal Rajabasa di Bandar lampung, yang melewati Jalan Raya Trans Sumatera, dan berhenti langsung di pantai Tanjung Setia. Ongkos bus berkisar sekitar Rp 40.000 sampai Rp 50.000. Sepanjang jalan, Anda akan disajikan beberapa pemandangan yang menakjubkan dari punggungan Gunung Bukit Barisan dengan lereng dan jalan berkelok-kelok namun relatif mulus.

Pesona Pantai Belitung

http://media.viva.co.id/thumbs2/2012/07/06/162525_pantai-tanjung-kelayang--belitung_663_382.JPG
Wisata Bahari Belitung benar-benar mempesona. Hamparan pasir putih dan birunya laut tak sulit ditemui di wilayah yang masuk dalam provinsi Bangka-Belitung ini. Tak hanya menyajikan pemandangan memesona di atas permukaan, di kedalaman lautnya juga teronggok puluhan bangkai kapal berbagai masa yang menjadi daya tarik bagi para penyelam.

Dari 26 tujuan wisata yang ada di Belitung, 11 di antaranya menyajikan wisata laut dengan berbagai karakteristik pemandangannya, salah satu yang cukup terkenal adalah Tanjung Kelayang. Berada 27 km di utara kota Tanjung Pandan, Pantai Kelayang merupakan daerah wisata yang menyajikan pantai berpasir putih dan hamparan batu granit berukuran raksasa.

Dari Bandar Udara Hanajoeddin, perjalanan menuju Tanjung Kelayang hanya menempuh waktu kurang dari satu jam dengan menggunakan mobil. Tak ada angkutan umum resmi seperti taksi atau bus yang menuju Tanjung Kelayang. Biasanya para pelancong memilih menggunakan bus travel atau menyewa mobil untuk menjangkau berbagai kawasan di Belitung.

Jalanan yang mulus dan arus lalulintas yang tidak ramai membuat perjalanan tidak akan terasa melelahkan. Belum lagi pemandangan hutan hijau dan perumahan khas penduduk Belitung yang berada di kiri kanan jalan menjadikan perjalanan terasa lebih nyaman dan menyenangkan.
Sebelum tiba di Pantai Kelayang, wisatawan yang berangkat langsung dari bandara akan melewati, Simpang Lima yang menjadi pusat kota Tanjung Pandan. Kawasan ini ditandai dengan monumen Batu Satam—batu khas Belitung-- yang berdiri tepat di tengah-tengah perlimaan. Tak jauh dari Simpang Lima, Anda juga bisa menemui pantai Tanjung Pandan. Pantai ini merupakan salah satu favorit para wisatawan untuk menikmati matahari tenggelam.

Dari simpang lima, perjalanan hanya menyisakan waktu sekitar 30 menit saja. Setelah melewati jalan beraspal mulus dan deretan pepohonan hijau, Anda akan tiba di Pantai Kelayang.

Hamparan pasir putih dan birunya laut menyambut setiap pelancong yang datang. Deretan kapal yang bersandar juga siap mengantar siapapun yang ingin menjelajah ke pulau-pulau kecil yang ada di sekitar pantai. Tentu saja dengan tarif yang beragam sesuai ukuran kapal.

Pantai Kelayang juga dikenal dengan hamparan pulau-pulau kecil berbatu. Lihat keindahannya di galeri foto ini. Salah satunya adalah Pulau Garuda. Pulau ini memiliki batu berukuran raksasa yang menyerupai kepala burung dan bisa dinikmati dari tepi pantai. Batu-batu berukuran raksasa dengan bentuk unik lainnya juga tersebar di sepanjang garis pantai. Anda hanya perlu berjalan kaki untuk menjangkau lokasi tersebut.

Bagi yang ingin bermalam di tepian pantai, tak perlu bingung. Ada beberapa penginapan di sana. Salah satunya adalah Kelayang Beach Cottage. Penginapan ini menyuguhkan kamar-kamar bernuansa pantai yang terbuat dari kayu dengan berbagai rate harga. Tak hanya itu, Kelayang Beach Cottage juga menyediakan paket perjalanan ke pulau-pulau terdekat.

Pulau Lengkuas

Pulau ini bisa dijangkau dengan menggunakan kapal kayu dari Pantai Kelayang. Perjalanan kurang lebih memakan waktu 30 menit. Tak jauh berbeda dengan pulau-pulau kecil lainnya, Pulau Lengkuas juga memiliki tekstur berbatu granit dan berpasir putih. Namun yang menjadi daya tarik pulau ini adalah mercu suar yang ada di sana.  Bangunan bercat putih ini didirikan oleh Belanda pada 1882 dan masih digunakan sampai saat ini.

Bagi yang memiliki tenaga ekstra, susuri saja tangga menuju puncak mercu suar. Meski lelah, namun Anda dipastikan tidak akan menyesal setelah melihat pemandangan yang tersaji dari atas menara. Karena itu jangan lupa untuk membawa kamera. Pulau ini juga memiliki pantai yang dangkal dan berair jernih. Cukup menarik bagi Anda yang ingin bersnorkling ria. Namun Anda harus hati-hati karena, arus di pantai ini cukup kuat.

Pulau Batu Malang Penyu

Bagi para penyelam, pulau ini merupakan salah satu spot di Belitung. Pulau batu berbentuk penyu ini bisa dijangkau menggunakan kapal kayu dari pantai Tanjung Kelayang. Bagi para penyelam, spot ini tergolong favorit karena memiliki keanekaragaman biota laut. Mulai dari ubur-ubur, nudibranch, ikan jackfish, yellowtail dan Kakap Ekor Besar.

Pada 1 Juli 2012 lalu, Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) baru saja menenggalamkan kapal kayu sitaan asal Vietnam di lokasi ini. Kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan Hari Jadi Kota Tanjung Pandan yang ke-174. Nantinya, kapal kayu berbobot 35 ton tersebut akan menjadi rumah bagi ikan dan juga terumbu karang.

Pantai "Laskar Pelangi"

Mengunjungi Belitung tentu belum lengkap bila tidak mampir di Tanjung Tinggi. Meski memiliki pemandangan yang tak jauh beda dengan pantai lainnya di Belitung, Tanjung Tinggi punya keunikan tersendiri.

Ya, pantai ini merupakan salah satu lokasi syuting film karya anak negeri ‘Laskar Pelangi’ yang diangkat dari buku berjudul sama karangan Andrea Hirata. Tanjung Tinggi juga dikenal sebagai Pantai Laskar Pelangi. Ini mengacu kepada tulisan pada prasasti yang terdapat di pintu masuk pantai Tanjung Tinggi. “Lokasi Syuting-The Film Site Of Laskar Pelangi,” tertulis dengan tinta emas pada batu marmer berwarna hitam tersebut.
http://media.viva.co.id/thumbs2/2012/07/06/162538_batu-batu-tempat-lokasi-syuting-film--laskar-pelangi-_663_382.JPG


Dua buah batu berukuran raksasa langsung menyambut para wisatawan sebelum menuju bibir pantai. Berjalan melalui celah bebatuan, para pengunjung akan menemukan pantai dangkal yang dikelilingi bebatuan dengan berbagai ukuran. Telindung dari ombak, pantai ini menjadi lokasi tepat untuk berenang bagi anak-anak.

Bagi pecinta fotografi, sajian bebatuan dan birunya air laut menjadi objek yang tak akan dilewatkan. Tak hanya dari dalam negeri, beberapa wisatawan luar negeri juga sangat menikmati pemandangan di sini. Dengan kamera mereka dengan antusias mengabadikan keindahan dan momen yang ada di Tanjung Tinggi. (umi)

PESONA KEINDAHAN DANAU 3 WARNA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEdHuSyuAKOwwVJo77EwsWssMvJ6qwiEMHHsYnMb-dcWvavlTqpsaz7f7H5krm5PWOBExDi4yJuc-cxwikgnA30VqPh-WnQsOVW5brUds8Q5sThPRSYweYwsn5zGdNbEESMOh-G_LEwM8/s1600/3.jpgDanau ini oleh dunia disebut sebagai salah satu dari sembilan keajaiban dunia. Danau tiga warna terletak di Gunung Kelimutu, Flores,NTT. Di sana ada tiga danau yang berdekatan namun dengan warna-warna yang berbeda. Danau kawah tersebut adalah Tiwu Ata Polo (danau merah), Tiwu Nua Muri Kooh Fai (danau hijau) dan Tiwu Ata Mbupu (danau biru). Danau Kelimutu merupakan satu-satunya danau di dunia yang airnya dapat berubah setiap saat, dari merah menjadi hijau tua dan kemudian merah hati, hijau tua menjadi hijau muda, coklat kehitaman menjadi biru langit. Fenomena alam ini merupakan keajaiban.

Bagi anda yang hobi melakukan aktivitas alam, lakukanlah perjalanan ke Danau Tiga Warna, Kelimutu, yang berada di utara pulau Flores, tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Moni, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Menurut beberapa sumber yang ditemui, waktu terbaik menikmati pemandangan di danau alami yang terletak di atas Gunung Kelimutu itu adalah pagi hari saat matahari terbit.

Perjalanan dapat ditempuh dari kota Ende yang memakan waktu kurang lebih dua jam dengan kecepatan standar. Untuk mendapatkan pemandangan sunrise yang menakjubkan, anda harus berangkat sekitar pukul 03.30 Wita.

http://farm5.static.flickr.com/4052/4462290866_3dea763a97.jpg
Akses transportasi menuju ke danau tersebut tidak begitu mudah, namun wisatawan lokal maupun asing biasa memilih untuk menyewa kendaraan lewat agen-agen wisata setempat, atau jika pandai mendekati masyarakat lokal, tidak sulit kita bisa menyewa sepeda motor mereka. Tapi jangan lupa untuk memeriksa kondisi kendaraan sebelumnya, jangan sampai wisata anda terganggu oleh kendala teknis yang diakibatkan karena kelalaian kita sendiri.

Atau jika kita tidak ingin terburu-buru berangkat dini hari, bisa juga memilih untuk menginap di beberapa home stay yang dikelola oleh penduduk sekitar dengan kisaran harga Rp 25.000 hingga Rp 50.000. Atau kita juga bisa menginap di cottage yang disediakan pemerintah setempat dengan kisaran harga Rp 50.000 hingga Rp 75.000. Semua tergantung kebutuhan anda.

Kurang lebih dua jam menyusuri jalan berkelok-kelok, jurang dan tebing di sisi-sisinya, serta kondisi jalanan yang kurang begitu mulus di beberapa bagian hingga kita bisa sampai di Kampung Moni, kampung yang terletak di kaki Gunung Kelimutu. Hawa dingin menyengat hingga ke tulang, pakaian tebal menjadi kewajiban bagi perjalanan kali ini. Oleh sebab itu, bagi anda yang memiliki alergi dingin, disarankan untuk memakai pakaian yang tebal.

Dari Kampung Moni, danau yang pernah masuk nominasi keajaiban dunia itu tinggal berjarak tempuh 45 menit saja. Jalan yang dilalui pun mulai menyempit dan menanjak. Namun pemandangan alam di sisi kiri dan kanan menjadi obat lelah dan membuat perjalanan penuh tantangan ini terasa menyenangkan.

Untuk memasuki taman nasional Kelimutu ini, kita hanya membayar retribusi sebesar Rp 2.000 saja. Untuk sampai ke bibir danau, kita masih harus menapaki anak tangga dan jalan bebatuan kurang lebih 20 menit. Kicauan burung dan suara serangga hutan menemani tiap langkah menuju danau yang terletak 1.690 meter di atas permukaan laut itu hingga kita sampai di titik pandang.

Tergores ciptaan Yang Maha Esa di depan mata, tiga danau berbentuk kawah yang terpisah di sisi kiri dan kanan. Jika disesuaikan dengan pandangan mata, danau di sebelah kiri berwarna hitam kecoklatan atau dalam bahasa daerah disebut Tiwu Ata Mbupu yang menurut kepercayaan masyarakat lokal, danau tersebut adalah persinggahan arwah-arwah orang tua.

Sedang yang di sebelah kanan, terdapat dua danau terpisah tebing tipis. Yang berwarna biru muda masyarakat lokal menyebutnya Tiwu Nuwa Muri Ko'o Fai atau danau persemayaman arwah muda-mudi, sedang yang paling kanan berwarna hijau tua bernama Tiwu Ata Polo, yang dipercaya sebagai persemayaman arwah orang-orang jahat.

Menurut warga lokal yang menemani di situ, anda termasuk orang yang beruntung jika dalam perjalanan bertemu seekor kera. Masyarakat setempat percaya bahwa danau tersebut adalah danau keramat dan memberikan kesuburan pada daerah sekitarnya, maka tak jarang sering diadakan upacara adat di danau tersebut di mana masyarakat memberikan persembahan hasil bumi kepada arwah di danau tersebut.

Perubahan alam dan kepercayaan abadi

Gunung Kelimutu pernah meletus pada tahun 1886 dan meninggalkan tiga kawah berbentuk danau yang warna airnya dapat berubah-ubah secara tak terduga, sesuai dengan kandungan mineral dan cuaca. Perubahan tak terduga warna air danau tersebut menjadikan misteri tersendiri yang belum mampu dipecahkan hingga sekarang.

Patut diketahui, dahulu danau ini pernah berwarna merah, putih dan biru. Bagai dua sisi mata uang yang tak mampu dipisahkan, perubahan alami berjalan harmonis dengan kepercayaan abadi masyarakat lokal membuat danau ajaib ini menjadi daya tarik sendiri bagi semua orang, terkhusus bagi anda penggiat alam bebas dan penggemar pemandangan alam.

Pesona Pulau Komodo

Komodo
Komodo Island 2009.jpg
Geografi
Lokasi Asia Tenggara
Koordinat 8.55° S 119.45° EKoordinat: 8.55° S 119.45° E
Kepulauan Kepulauan Sunda Kecil
Luas 390 km²
Negara
Indonesia
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Demografi
Populasi perkiraan 2000
Kelompok etnik Bugis, dll
Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape.
Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo.
Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.
Pulau Komodo juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, karena dalam wilayah Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau Rinca, Pulau Padar dan Gili Motang

Sejarah

Pada tahun 1910 orang Belanda menamai pulau di sisi selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dengan julukan Pulau Komodo. Cerita ini berawal dari Letnan Steyn van Hens Broek yang mencoba membuktikan laporan pasukan Belanda tentang adanya hewan besar menyerupai naga di pulau tersebut. Steyn lantas membunuh seekor komodo tersebut dan membawa dokumentasinya ke Museum and Botanical Garden di Bogor untuk diteliti.
Tahun 2009, Taman Nasional Komodo dinobatkan menjadi finalis "New Seven Wonders of Nature" yang baru diumumkan pada tahun 2010 melalui voting secara online di www.N7W.com.Pada tanggal 11 November 2011, New 7 Wonders telah mengumumkan pemenang sementara, dan Taman Nasional Komodo masuk kedalam jajaran pemenang tersebut bersama dengan, Hutan Amazon, Teluk Halong, Air Terjun Iguazu, Pulau Jeju, Sungai Bawah Tanah Puerto Princesa, dan Table Mountain[1]. Taman Nasional Komodo mendapatkan suara terbanyak [2].